"The Secret" dalam perspektif Iman Katolik
Monica Maria Meifung
A. PENGANTAR
Buku dan Film The Secret yang dirancang oleh Rhonda Byrne sedang booming alias ‘laris manis’. Dari sudut marketing, buku ini mencapai tujuannya. Materinya ? Oleh banyak orang, termasuk banyak orang kristiani (mulai dari orang muda sampai orang tua, mulai dari umat biasa sampai pewarta mimbar) juga menilai buku dan film The Secret sebagai ‘bagus’ dan ‘baik’ adanya… Beberapa kelompok sudah mengadakan diskusi-diskusi untuk melatih diri ke arah seperti yang diajarkan dalam buku dan film tersebut. Sebagian orang dengan geram melawan buku dan film The Secret dengan aneka cara. Tetapi juga tidak sedikit yang merasa bingung dan tidak tahu bagaimana harus bereaksi dan menyikapi The Secret.
B. BERKAT DI BALIK NGOBROLAN SANTAI
Perjumpaan yang tidak disengaja antara saya, Pak Berman dan Pak Roy di sekretariat SEP Shekinah hari Selasa sore 11 Maret, ternyata bukan perjumpaan yang kebetulan. Percakapan kami bertiga menimbulkan inspirasi untuk mengadakan tinjauan kritis terhadap Film The Secret yang sedang ‘laris manis’ dan yang oleh banyak orang dinilai ‘bagus’…Semula Temu Forum Komunikasi Pengajar Evangelisasi (FKPE) 15 Maret 2008 itu mau diisi dengan Sejarah Misi di Indonesia (dalam rangka menyambut 20 tahun FKPE mengajar Misi Evangelisasi melalui SEP/KEP). Romo Eddy Kristianto OFM, salah seorang ahli sejarah yang pernah saya minta satu bulan sebelumnya, tidak bisa karena ada pelayanan di Medan . Rapat Harian SEP 12 Maret 2008 akhirnya memutuskan meminta bantuan Pak Roy untuk menjadi fasilitator terhadap tayangan The Secret yang akan disajikan pada Temu FKPE 15 Maret 2008. Setelah diberi pengantar secukupnya, Pak Roy meminta semua yang hadir untuk melihat film The Secret dengan sikap netral tanpa prejudis tertentu. Hampir semua yang hadir (45 orang) menanti dengan sabar sekaligus penasaran terhadap Film yang akan ditayangkan. Sebuah buletin rohani yang berisi ulasan terhadap Film The Secret sebanyak 20 eksemplar yang diboyong oleh Pak Roy dari Toko Buku Lumen di lantai satu, dalam tempo 5 menit habis diserbu oleh rekan-rekan pengajar yang lagi pada penasaran…
C. DIPAKSA BELAJAR NEW AGE
Tiga tahun yang lalu saya ‘dipaksa’ oleh Romo Sugiri untuk membaca sebuah buku dari Seri Dokumen Gerejawi No.66 yaitu “Yesus Kristus Pembawa Air Hidup : Sebuah Refleksi Kristiani tentang New Age” (dikeluarkan oleh Pontifical Council for Culture, Pontifical Council for Interreligious Dialogue, Roma, 3 Pebruari 2003). Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh KWI sejak bulan Januari 2005. Beberapa kali saya juga ‘dipaksa’ menemani Romo Sugiri untuk memberikan seminar tentang New Age. Berdasar beberapa pengalaman itu, waktu nonton Film The Secret, saya agak ‘gerah’….
D. TINJAUAN KRITIS
Dari sudut Marketing dan Psikologi saya ingin memberi angka 9 (sembilan) kepada Film The Secret, termasuk teknik pengemasan dan pembuatan Film-nya yang terlihat rapih, cekatan , cerdas, cukup memukau dan mengesan. Buku The Secret dalam kurun waktu 6 bulan (Agustus 2007 – Pebruari 2008) sudah naik cetak yang kelima. Namun dalam kacamata iman kristiani saya mau memberi angka -9 (minus sembilan). Mengapa ?
1. Ia (The Secret) menawarkan kekuatan maha dahsyat dan tanpa batas dari ‘hukum gaya tarik’ yang dapat diterapkan lewat pengolahan potensi diri : keinginan, pikiran, perasaan, intuisi, imajinasi, energi, …. yang menarik seluruh dunia dan alam semesta kepada pemenuhan diri pribadi. Iman kristiani menawarkan ‘hukum kasih’ yang menganugerahkan kekuatan kepada kita untuk memberi dan untuk melihat keindahan dari semangat berkorban, bukan mencari segala demi pemenuhan kepentingan pribadi semata.
2. Kekuatan maha dahsyat dan tanpa batas itu membuat manusia menjadi pencipta tunggal atas dirinya sendiri.. “Anda-lah satu-satunya pencipta realitas diri anda sendiri”!, demikian ungkapan dari sebuah kalimat yang sempat saya catat dari Film The Secret. Syahadat iman kita mulai dengan : “aku percaya akan Allah, Bapa yang Maha Kuasa, Pencipta langit dan bumi ….. “ (termasuk Pencipta kita manusia.
3. The Secret juga bilang : Alam semesta meyediakan energi positif untuk melayani dan memenuhi semua yang anda inginkan dan anda pikirkan. “Tidak ada kekurangan apalagi kemiskinan dan penderitaan, semua itu adalah kebohongan karena alam semesta sangat kaya dan menyediakan secara berkelimpahan apapun yang dibutuhkan manusia”. Ungkapan ini beraroma Injil Kemakmuran yang mensugesti penganutnya untuk tidak boleh sakit dan miskin. Sekularisme adalah paham yang mengatakan bahwa Allah sudah mati, dunia dapat dan akan hidup terus dengan menyelenggarakan dirinya sendiri di luar Allah (self sufficient). Self-sufficient, self-healing, self-recovering adalah konsep-konsep yang sangat disukai dalam New Age untuk menolak ketergantungan manusia kepada Allah. Allah sebagai Sumber Keselamatan yang diajarkan oleh iman kristiani, sungguh tidak diperlukan bahkan tidak relevan disini.
4. Karena dengan kekuatan pikiran Anda dapat menarik alam semesta kepada (dan untuk melayani) apa-pun yang Anda inginkan, maka tugas Anda adalah tinggal menyelaraskan gelombang diri dengan gelombang alam semesta. Energi Anda yang diselaraskan dan diintegrasikan dengan energi alam semesta akan menjadikan anda adalah manusia / makhluk abadi. Ini selaras dengan lagu-nya Enya (wanita cantik pengumandang lagu-lagu New Age) berjudul “we cannot die” yang sudah diterjemahkan ke dalam lagu bahasa Indonesia “kita semua tak dapat mati”. Sementara syahadat iman yang kita kumandangkan dalam Ekaristi Kudus berbunyi : “….. aku percaya akan Roh Kudus, ….., pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal…” New Age mengajak (kalau tidak mau dikatakan ‘menghasut’) manusia untuk tidak memerlukan pengampunan dosa, kebangkitan badan dan kehidupan kekal karena keabadian tersebut sudah ada / tersedia dan melekat pada dirinya sendiri….. Ini membuat bulu kuduk saya berdiri. Film ini TIDAK kalah lihai, tidak kalah cerdik dan halus dengan “si jahat yang suka menyamar sebagai malaikat terang” yang kemudian berekor pada kehancuran relasi manusia dengan Tuhan-nya yang sejati.
Sejak awal sampai akhir The Secret sarat dengan muatan New Age : mulai dari prinsip-prinsip, slogan-slogan, konsep-konsep, metode-metode, simbol-simbol, sampai dengan backsound-nya. Film ini tidak menampilkan sebuah ceritera dalam suatu keutuhan yang bulat, tetapi lebih merupakan kumpulan dari cuplikan ceramah yang ditempeli kesaksian-kesaksian pilihan, dan disajikan dengan penekanan sejumlah prinsip yang diulang-ulang seperti ingin melakukan ‘brain-wash’ terhadap penontonnya…
E. REFLEKSI LEBIH LANJUT
Syukurlah diskusi tentang The Secret pada Temu FKPE 15 Maret 2008 tidak membawa pesertanya kepada debat kusir. Beberapa prinsip ini kiranya dapat membantu untuk meneruskan refleksi kita dengan lebih mendalam dan bermanfaat :
- Kita tidak menarik garis benar dan salah, putih dan hitam, terang dan gelap. Kita berpikir, The Secret mau mengorientasikan hidup kita kemana ? Ke arah yang makin selaras dengan iman katolik, atau sebaliknya ?
- Kita juga tidak mengambil keputusan boleh atau tidak boleh, tetapi lebih mencermati batasan-batasannya : sampai dimana The Secret akan membantu meningkatkan aktualisasi diri saya dalam kesatuan yang semakin intim dengan Tuhan, Penciptaku, atau ke arah sebaliknya : suatu perwujudan dan pengembangan potensi diri yang membuat saya menjadi kuat tanpa Tuhan.
- Kita tidak serta-merta mengutuk The Secret sebagai aliran sesat lalu dengan sikap heroik yang membabi-buta ‘melarang’ teman dan sanak-saudara kita untuk membaca buku atau menonton film tersebutiasanya semakin dilarang dan semakin ditakut-takui, orang akan semakin penasaran dan bergairah untuk mendekati apa yang dilarang itu. Kita ingin terus-menerus menanggapi panggilan kita : menjadi pembimbing dan fasilitator yang membantu dan bersama orang-orang yang kita layani merefleksikan serta membangun iman kristiani yang lebih kritis dan bertanggungjawab.
Jika kita sudah mengerti bagaimana dunia dengan aneka revolusi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi menyodorkan begitu banyak kemungkinan untuk berkembang tetapi juga sekaligus tantangan yang tidak dapat dihindarkan, akankah kita berpura-pura tidak melihatnya ? Ketidakmampuan untuk melihat atau berpura-pura tak melihat tidak membuat masalah tiada.. Tindakan pastoral apa yang akan kita ambil sebagai wujud komitmen kita terhadap kasih dan kebaikan Tuhan dalam hidup kita ?
Semoga misteri / ‘rahasia’ cinta kasih, wafat dan kebangkitan Kristus membuat hati kita semakin melekat kepadaNYA.
Jakarta, Maret 2008.
No comments:
Post a Comment