Belajar berdoa dari tukang rujak
Mumpung libur kuliah, pagi hari kupakai kesempatan ke pasar tradisional yang tinggal jalan kaki 2 menit dari rumah. Menjelang pulang, di ujung gang pasar ada tukang rujak, kuminta dibuatkan 5 ribu rupiah untuk siang ini. Karena tangan kanan kiri sudah penuh dengan plastik-plastik belanjaan nan berat, kuminta abang rujak mengambil dompet dari tangan kananku, membuka dan mengambilnya sendiri 5 ribu dari dompet itu. Si abang kelihatan rada bingung. Kuulangi permintaanku sambil minta maaf kepadanya karena tanganku sudah penuh barang. Lalu dia ambil dompet itu, dibukanya dengan sikap ragu-ragu dan tangan gemetaran. Dia minta ijin berkali-kali untuk mengambil uang 5 ribu. Lalu kutanya: "mengapa tangannya gemetaran, Bang?". Ia menjawab: "saya takut Bu, gak pantes ngambil uang sendiri dari dompet Ibu, baru kali ini disuruh ngambil uang sendiri dari dompet pembeli."
Kapan terakhir saya gemetar karena merasa tidak pantas atas kepercayaan Tuhan yang begitu besar dalam hidupku? Wah, sudah tidak ingat.
"Tuhan, berilah saya sikap gemetar karena kagum dan hormat terhadapMu,
untuk setiap kali memberikan rahmat serta kepercayaan yang begitu besar
kepadaku yang tidak pantas ini..."
Terima kasih Abang tukang rujak yang telah mengajari aku berdoa pagi ini..
Jakarta, 21 Juni 2011
Ilustrasi diambil dari www.google.com